Jumat, 28 Mei 2010

BELUM BERJUDUL

Cinta itu butuh proses, Nad…kata-kata Kak Dani selalu terngiang di telingaku. Kalo cinta itu butuh proses, berarti cinta sudah berlaku tak adil padaku!! Ya…karena untuk mendapatkan sebuah proses butuh kesempatan..dan aku tak mendapatkan kesempatan itu. Tapi..tunggu, diralat…bukan ‘tak’ tapi aku ‘belum’ mendapatkan kesempatan itu. Setidaknya sampai detik ini. Apa aku harus membuat sendiri kesempatan? Entahlah..
“woi!! Pagi-bagi bengong di depan pintu!!” seru kak dani dari tempat Kost yang tak jauh dari Kost-an ku.
Aku mayun. Sedikit merapikan pakaianku dan bergegas mengunci pintu.
“kak Dani...mungkin kak Dani bener.“
“maksud kamu?“
“Ya...kak dani bener kalo cinta itu butuh proses. Tapi…itu berarti cinta kejam. Cinta itu sombong“
“loh…kok lo jadi sentimental gini, Nad. Kenapa? tell me dong!
“jadi gini, kak…”
“eh…bentar-bentar!!serobot kak dani memotong pembicaraanku.
Uh..dasar nggak sopan!! Ninggalin orang yang lagi ngomong! Aku berjalan keluar lorong kost an. Hari ini rencananya aku bakal rapat dengan Edo. Edo Fandinata. Pimpinan redaksi majalah kampus. kCowok yang entah kenapa membuat jantungku berdegub kencang ketika pertama kali melihatnya. Membuat peredaran darahku seolah mengalir dua kali lipat. Tapi...kenapa kesempatan buat deket dengan Edo nggak dateng-dateng. Aku berharap hari ini, presentasi film dokumenter sukses!!
Tin!! Tin!!
Suara motor Kak dani mengagetkanku.
“mo nebeng nggak??“ tanya kak dani ditambah senyum khasnya.
“nggak!!makasih!!“
“loh..kok jadi jutek gini!tadi sentimentil, sekarang jutek!!!lo cewek bukan sih, Nad“
“duh...brisik!! sekali nggak ya enggak!!“
“yaudah...kakak berangkat dulu yaw..dada bye-bye.“
@@@
Ruang rapat redaksi masih terkunci. Baru aku satu-satunya yang datang. Mungkin aku terlalu bersemangan buat menampilkan yang terbaik untuk edo. Aku ingin dunia tahu kalo aku bisa mendapatkan kesempatan. Kesempatan but dekat dengan pangeran yang selau membuat aku salah tingkah di depannya. Aku harus kendalikan emosiku. Aku harus fokus saat presentasi nanti.
Aku mengarahkan pandanganku ke luar ruangan. Motor King warna biru itu sudah terparkir. Itu artinya, my prince udah dating.
“hai…kamu?”
“ nadia, gue nadia, Do?”
“iya, lo nadia. Hai nad…oya, gue setuju banget kalo redaksi majalah kita bikin film documenter kampus. Gue super duper setuju.” Katanya dengan senyum yang bener-bener buat aku jatuh cinta. Tak lama, edo membuka pintu ruang rapat redaksi.
“nad...sebelumnya sori banget soalnya tmen-temen nggak bisa ikut rapat presentasi. Nggak apa-apa kan?“
„“em...it’s oke, Do. Nggak apa-apa. Ini konsep yang gue rancang.” Aku menyodorkan beberapa paper planning film documenter.
“great!! Lo emang cerdas. Smart girl!! Dan gue percayain lo yang jadi sutradara. Gimana?”
Oh my god!! Gue sutradara!! Dan itu artinya kesempatan gue sama edo akan datang. Cinta…I’m coming.
“nad..nadya? hallo? Lo ngelamun?”
“ng..nggak, Do. Gue Cuma lagi mikirin rencana sytting!” kataku yang sebenaernya boong.
“ yaudah.. gue belom sarapan tadi. Gue mau sarapan dulu. Lo ada kelas pagi ini?”
“nggak.gue masuk ntar siang”
“yaudah…mending lo ikut gue sarapan. Sekalian traktir karena lo udh bikini de keren tentang film.”
Aku nggak nyangka..ternyata otakku yang tadinya Cuma buat hal-hal formal sekarang berkembang ke arah hal-hal kreatif sesuai majalah. Ya...tentunya ini butuh proses buat ngonsep otakku ini jadi lebih anak muda. Ternya teori sebab akibat bener, jika kita berusaha kita akan dapatkan hasilnya. Siapa yang menanam, dia akan memetik buah. Aku pun begitu. Thanks god!!
Kunikmati sarapan nasi goreng chiken wings kesukaanku. Ternyata selera kami sama, aku dan edoi sama-sama suka nasi goreng chiken wings. Dan bagi seorang cewek sepertiku..ini adalah moment yang nggak terlupakan seumur hidup. Kau bisa bayangkan gimana rasanya jika perasaan yang tadinya sepihk kini mulai tumbuh. Dan itu yang kurasakan sekarang. I’m fall in love.
@@@

Tok..tok..tok...
Kudengar ada yang mengetok pintu. Siapa ya? Ah..paling kak dani.
dan bener..
“hai, nad...“
“hai, kak. Oiya...aku ada cerita nich...“
“eit…ntar dulu, nad. Kita ceritanya di warung sate aja ya.”
“nggak ah…aku lagi bokek.” Kataku sambil menutup pintu.
“tunggu Nad…Kakak yang traktir.” Seru kak dani dari luar.
Aku segera mengambil jaketku. Malam ini tumben-tumbenan kak dani traktir makan. Biasanya juga di minta masakin mie. Uh..dasar!! tapi nggk pa-pa deh...sekalian aku mo cerita sama kak dani tentang tadi pagi.
„“kak...bawa motornya lambet banget. Kayak cewek baru belajar naek motor.“ protesku di belkang kak dani.
„“yaudah..nih..kakak nguebut.“ Seketika kak dani menambah kecepatan dan wooowww....
Aku paling seneng makan seate. Apalagi sate ayam. It’s my favourite food!!
“loh…kok kak dani nggak makan.” Kataku setelah menghabiskan lima tusuk sate.
“kakak nggak suka sate. Kamu lupa ya.“
“aku lupa kak..abisnya kak Dani itu nggak terkenal, jadi nggak penting-penting amat.“
“uh..dsar klamu nad. Udah ditraktiris masih aja ngeledek. Dasar parasit. Mau ditraktirin..mu dianterin...“ ledek Kak dani sambil nyanyi ala gita gutawa.
Selesai makan, kami langsung ninggalin warung sate.
Kak dani payah. Masak cuma nungguin aku doang. Itumah bukan makan-makan, tapi makan sambil ditunggyuin. Emang aku anak kecil. Coba kalo malem ini jlan ke TK deket kost. Kan enak maen prosotan. Trus ngidupin kembang api kayak childhood.
“mo kemana, kak?” kataku saat ka dani membelokkan motornya ke pertigaan.
Aku tersenyum. Perasaan tadi aku ngomong dalam hari. Tapi..kenapa kak dani bisa tahu kalo aku mau ke TK.
“anak TK. Udah sampe. Anak TK mau maen prosotan kan“ ledeknya sambil mematikan mesin motor.
Tanpa disuruh kak Dani pun, aku sudah ngacir duluan di prosotan dan seperti biasa aku memandang bintang-bintang kecil yang jumlahnya ribuah di langit malam.
“oya, kak...ternyata apa yang Kak dani bilang dulu bener. Cinta itu butuh proses. Sekarang pun gitu. Aku harus mencipatakan kesempatan untuk deket5 denagn Edo. Hari ini kesempatan itu datang. I ‚m happy so much...“
“bagus dong!berarti kuping kak dani bisa normal lagi. Nggak akan denger curhatan kamu yang aneh itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar