Jumat, 28 Mei 2010

Luv U Ichiko (my first novel)

Snow
Salju. Dari kecil aku selalu ingin merasakan butiran salju di tanganku. Merasakan bagaimana es putih lembut itu membuat dingin kulitku. Aku ingin merasakan hawa dingin keluar dari kedua hidungku dan ketika aku bicara, ada asap-asap yang keluar dari mulutku, seolah-olah aku adalah manusia yang biasa mengeluarkan asap dari mulut. Aku ingin merasakan bagaimana hidung yang membiru karena kedinginan. Aku sangat ingin memakai baju-baju tebal dan mengenakan shal di leher. Aku ingin membungkus kedua tanganku dengan sarung tangan. Ingin memakai topi dari bahan wol yang hangat. Itulah yang aku inginkan ketik pertama kali, saat usai 5 tahun, tepatnya ketika aku tonton video rekaman Om Gun waktu di Prancis. Jelas-jelas mereka membuat aku iri. Lalu aku buru-buru ke kamar. Mengemas pakaian buat ke Prancis. aku sudah rapi dengan pakaian yang super gede, tapi ketika kuajak ajah ke prancis, ayah malah ketawa. Aku tak mengerti. Apa ayah nggak mau ke prancis? Apa Ayah nggak mau merasakan ada asap yang keluar dari mulutnya saat lagi ngomong? Aku heran!!dan tiba-tiba aku merengek ingin ke prancis.
Aku benar-benar nggak tahu kalo Prancis jauh. Ku pikir cukup naik mobil dan sampai!! Tapi...ternyata nggak. Prancis jauh. Jauh banget. Gitu kata ayah, but...aku tetaplah anak kecil waktu itu, yang aku bisa cuma merengek manja sampai akhirnya bunda membuatkan aku coklat panas, my favourite drink. Aku segera menghapus ingus yang sempat meleleh dan berlari ke pelukan bunda.

^_^
Aku pasti nggak akan melupakan moment-momen keluguan seorang Runi waktu itu. Seorang Aruni sakura yang menginginkan tumpukan salju di depan rumahnya. Menginginkan musim salju padahal tinggal di daerah iklim tropis, Indonesia.
Bip!!Bip!! suara alaram hpku berbunyi. Tepat pukul 00.00. semua orang membunyikan terompet tahun baru tanpa dikomandoi. Langit Tokyo seperti lautan kembang api. Cantik dan meriah. Apalagi salju turun. Bener-benr tahun baru yang menyenangkan. Hari ini adalah hari pertamaku di tahun 2015. Ada perasaan yang bergejolak. Ada rindu yang menyeskkan dada. Ada sosok yang tak pernah luput dari memori otakku.
Semakin malam menara Tokyo semakin menunjukkan kecantikan dan keanggunannya. Semuanya berbagi keceriaan di tahun baru. Berbagi cinta dan kasih. Ngomong-ngomong tentang cinta…Cinta telah mengantarkan aku sampai ke Tokyo. Cinta telah menggeserkan Eiffell dan menggantikannya dengan menara Tokyo. Dan sekarang...apakah waktu akan menggeser cintaku. Menggeser bayangan Riyo yang lama bercokol di hatiku. Riyo..aku sangat merindukannya. Merinukan detik-detik perkelahin dengannya. Merindukan senyumnya yang kadng membutku diam-diam mencintainy. Merindukan semua yang ada pada Riyo.
Aku memandang langit Tokyo yang teramat menakjubkan oleh kembang api. Tokyo memang indah. Benar-benar indah... aku akan menghabiskan malam pergntian tahun di lantai tertinggi menara Tokyo. Menghadap ke jendela yang menampilkan pemandangan Tokyo di malam tahun baru. Banyaknya lampu-lampu jalan bagikan lautan kunang-kunang malam. Begitulah kata-kata Riyo yang kuingat lima tahun yang lalu. Lima tahun yang lalu...lima tahun yang lalu...
Winner!

“ Dan…juara umum I kelas XI jatuh pada..... Aruni Sakura!!!“ kata pak Samsul dengan nada setengah berteriak.
Aku berjalan keluar barisan upacara. Hari ini adalah hari kemenanganku yang spesial. Hari yang bener-bener membuktikn kalau seorang Aruni bisa jadi juaram umum lagi. Ayah...aku pasti bisa memenngkan taruhan ayah dan kan mendapatkan beasiswa ke Prancis. Satu tahun lagi..satu tahun lagi aku akan ke Prancis..eiffel, I’m comming!!! Batinku smbil berjalan ke podium upacara.
“beri tepuk tangan yang meriah atas prestasi Aruni sakura!!“ kata Pak Samsul antusias. Tak lama Pak kepala sekolah memeberikan piagan dn tropi juar umum padaku disusul ucapn selamat dari guru yang masing-masing mengembangkan senyumnya. Aku merasa untuk beberapa saart, sekitar 380 pasang mata tertuju ke arahku. Mendapatkan prestasi belajar emang sebuah kebanggaan tersendiri bagiku. I love it so much...
“ selamat ya, Run”..kata Fili setibaku di barisan kelas.
“thanks ya, Fil.“ Aku membalasnya dengan senyum yang mengembang.
“selamat ya, Runi. Lo emang jagonya sekolah. Smart girl“ ujar Adnan yang membuat napsaku kempang kempis saat dia menyalami tanganku.
Adnan berlalu meninggalkan ku yang nyaris pingsan karenanya. Dialah Adnan, cowok yang membuat adrenalinku mengalir lebih cepat, membuat urat saraf sensoris menyampikan ke efektor kalau aku mulai suka padanya
“run? Runi? Hallo?“
„i..iya, Fil? What’s wrong?“
“ye…harusnya gue yang nanya, what wrong with u, Runi?” kata fili smbil ngemut lollipop strowberry.
“udah ah..mending kita masuk kelas.!”kataku mayun dan Fili mengiringiku kesal.
Hari ini hari pertamaku di sekolah. Setelah libur panjang, sekarang aku masuk lagi. Masuk ke kehidupan sekolah yang warna-warni. Apalagi ada murid baru yang lagunya mulai bertingkah. Dasar!!
„kenapa Run. Kok sewot?“
„sapa yang sewot. Gue Cuma heran aja, murid-murid baru sekarang oada belagu.“ kataku sambil menatap ke arah ruang Osis.
“em…gue tahu. Pasti lo sedng meratiin Adnan kan? Hayo ngaku?”
Aku balik ke bangjku. Meninggalkan fili yang masih berdiri di koridor kelas. Kenapa juga aku mesti sewot? Mungkin murid-murid baru itu dapaet tugas dari kakak tingkat. Sma kayak aku dan adnan dulu. Adnan kayaknya hanya menganggap aku temen. Just friend. Hubungan yang bener-bener menyakitkn bagi cewek yng teramat mengagumi adnan. Kenyataan yang mestinya harus kuakui dari dulu. Apa cerita suksesku Cuma ada di peljaran doang? Huh…Aruni! wake up!!
“run…lo kenal Onal nggak? Anak Band sekolah. Onal si vokalis itu.”
Aku mengangguk. Ku lihat ada perubahan dengan rona wajh Fili…atau jngn-jangan.
“lo suka sama Onal?”
“kok..lo tahu si, Run!” katanya sewot tapi pipinya udah kayak lopster rebus.
“fili..lo nggak bisa boong. Kita udh lama sahabatan. Gue udah paham karakteristik lo suka sama cowok. Tanda-tandanya gue udah paham.“
“kita udah jadian!!“ ktanya malu-malu.
“jadian? Kapan? Kok lo nggak pernah cerita? Ciye-ciye yang lagi kasmaran. Sama vokalis , rock stra!! “
„“bisa aja lo, Run. Gue jadian pas ada champing di puncak. Yang waktu itu lo batal ikut. Makanya gue baru cerita sekarang. Onal membak gue pas acara api unggun. Dia nembak gue, run. Dia nembak gue!!”
“bahaya dong. Ntar lo mati. Ditembakkin sama onal. Dor!Dor! hehe…”
“ih…bukan gitu!gimana sih..dia nembak gue pake lagu..rumantis kan. Lagunya Slank..pandangan pertama!! Cob kalo lo ikut waktu itu, pasti lo ngiri deh!”
Bener kata Fili, coba waktu itu aku ikut. Seenggaknya aku bisa lebih deket sama Adnan. Tapi.. Bunda bilng ini itu.. dditambah lagi, katanya ada tamu. Buktinya, tuh tamu nggak datenga-dateng sampe sekarang. Tamu apaan tuh! nggak on time.. gara-gara dia, rencanaku ikut Champing gatot!!
Tiba-tiba soundtrack princess hour berbunyi.
Kulihat bunda calling…
“ya, bungda?”
“Runi, kalau sekolahnya selesai cepet pulang ya. Jangan kemana-mana..oke!”
Tut..tut…
Uh..always like that!!
“tnte Fika ya?”
“iya nih..Bunda ngingatin buat cepet pulang. Gimana gue dapet pangeran kalo abis sekolah langsung pulang ke rumah.”
“loh? Emang lo pingin puny pangeran?”
“iya, dong Fil. Gue sama kayak loe. Masih suka sama yang naamnya cowok.apalagi yang inisail A. paham ente?
“ o…gitu..kirain dah nggak doyan cowok.hehe. inisia A? siapa, Run?”
“pikir ndiri!”

^_^

Uh…capek banget!! Panas-panas jalan ke komplek. Ini semua gara-gara Ayah sama bunda!! Masak nggak dibolehin bawa mobil. Aneh-aneh aja deh!! Dan udah seminggu aku mesti jalan kaki dari depan komplek ke rumah. Coba istrinya mang Robin nggak ngelhirin..loh..loh..kok aku malah nyalahin mang Robin?
Aku menaiki anak tyangga dan menuju ke kamar. Ku pandangi poster gede bergambar eiffel. Satu taon lagi aku pasti ke sana! Ya...ku pasti ke Eiffel. Candle light dinnaer sambil mandang Eiffel. Bener-bener romantis.
Kurebahkan badanku ke spring bed. Dan perlahan kelopak mataku tertutup.
Satu per satu salju turun dari langit. udara yang dingin telah menusuk-nusuk tulangku. Tanganku mulai susah digerakkan karena beku. Gaun selembut kapas dan seputih salju kukenakan. Bener-benar cantik. Tapi...aku mulai kaku...dingin..dan bibirku gemetaran. Tiba-tiba...seseorang meragngkulku dan kumasuk dalam pelukan yang hangat. Pelukan yang kini membuatku lebih hangat seperti aku sedang memakai mantel tebal. Dan bibir tipis itu mengecup bibirku.
Tok..tok..tok...
Terdengar suara ketokan pintu. Aku terbangun.
„runi!!runi kamu di dalam?“
„i..iya bunda. Runi di dalam“?
Segera kubuka pintu dan wajah panik bunda mulai terpasang.
“runi...kamu belum ganti baju? Baru pulang. Duh...cepet ganti baju dan makan. Oke“
“iya..bunda“
Aku merapikan rambutku di depan meja rias.
Mimpi itu lagi. Batinku.
Aku mengambil hp di tas.
“lagi? Seru filli dari hanphone.
„iya, fil. Trus gue mesti gimana dong?“
“Tanya aja sama Issac Newton, Phytagoras, atao galeleo..hehe”
“gue serius Fill. Tadi cowok itu…nyium gue..”
“what? Nyium? Kiss to kiss? Lo inget mukanya?”
“nggak!”
“em…udah dech. Kita liat aja kelanjutannya. Atau..jangn-jangan lo bakal merid pas kita tmat.”
“hus…sembarangan!! Doain yang baik kek! Celutukku.
“sorri dech…oiyah…”
Sedikitpun tak terdengar suara filli.
“hallo? Hallo, fil?
Duh…hpku low bat lagi!!
Segera kututup pembicaraan dengan Filli. Whateverlah, lagian pasti filli bakal ngeledekin abis-abusan tentang mimpiku akhir-akhir ini. Pastinya sobatku itu bakal cekikikan sampai napasnya bengek. Sebenarnya aneh juga sih..sepuluh hari berturu-turut mimpi gue sama mulu! Dengan seseorang yang datang tiba-tiba padaku. Aku yang pake gaun. Banyak orang kayak lagi party, dan aku kayak lagi make gaun pengantin? Gaun pengantin? Bener! Itu yang aku alamin selama 10 hari berturut-turut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar